BAUBAU - Sanggar Fantastik Butuuni berikan bimbingan teknik pembuatan Sabun Cuci Piring (Cupir) diwilayah Kepulauan Buton (Kepton). Hal ini dilakukan untuk menjadikan wilayah Kepton sebagai produsen.
"Selama ini kita di Kepton hanya selalu menjadi konsumen, sekarang kita harus balik bahwa Kepton juga bisa menjadi produsen, " ungkap instruktur, Arif saat ditemui diselah waktunya memberikan bimbingan, Senin (31/01/2022).
Baca juga:
Dark Web: The Unseen Side of The Internet
|
Menyasar kelompok Pemuda dan ibu-ibu rumah tangga, Instruktur Sanggar Fantastik Butuuni dengan konsep Home Industri ternyata mulai melakukan bimbingan sejak awal januari dengan nama brand Produk "Ma'Ode".
"nama cupir kita ini Ma'Odee, Sebenarnya sejak pertengahan 2021 itu kita sudah mulai buat pelatihan tapi baru tetangga-tetangga saja, nah sekarang kita sudah mulai dengan kelompok kepemudaan karena banyaknya permintaan untuk dilatih pembuatan cupir ini, "ungkap Arif
Arif juga menambahkan Selain itu untuk meningkatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ditengah Pandemi Covid-19 dan melihat peluang yang menjadi kebutuhan dasar rumah tangga.
"ini bukan hanya dirumah pribadi yang pakai, dirumah-rumah makan, maupun juga di restoran menajdi kebutuhan, disinilah kita melihat peluang itu, " ujarnya.
Sementara itu CEO Fantastik Indonesia, Amirudin Ena, M.Pd mengatakan jika Bimtek Cupir ini menjadi langkah awal untuk produk-proudk UMKM dengan Bimtek Ke setiap daerah di wilayah Kepton.
"kedepan kita bukan hanya Cupir ini, tapi ada produk lain yang bisa dikembangkan dan dilakukan seperti produk Sabun cuci pakaian, Sabun Mandi, Sabun cuci kendaraan, termasuk produk-proudk makanan dan minuman dalam bentuk kemasan, " ungkapnya.
Ia juga berharap kedepannya Wilayah Kepton menjadi Propinsi Industri kreatif.
"Kepton banyak sampah-sampah yang bisa dijadikan pemasukan ataupun pendapatan buat daerah dengan mendirikan sebuah pabrik pembuatan kemasan plastik dan botol, dan kita sudah punya konsep untuk itu, " ujarnya.
Kata dia, konsep yang dibangun itu sudah mulai dijalankan dengan target pembangunan Industri skala besar.
Datang dari salah seorang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) yang ikut bimbingan ini mengaku bersyukur telah mengikuti pelatihan.
"Saya kan melihat peluang juga kedepan, selesai kita jadi mahasiswa maka kita sudah ada jalan untuk usaha-usaha yang menghidupi masa depan kita, " Imbuh Ani.
"tidak gampang bagi saya harus mendapatkan ilmu ini, masa depan kita tentukan mulai saat ini apalagi pelatihannya gratis, " tutupnya.